Psikologi Pendidikan Materi Bentuk Gejala Jiwa


Apakah Calon Guru dan Guru  Perlu Mempelajari Bentuk Gejala Jiwa?

Bentuk gejala jiwa adalah bagian dari ilmu Psikologi. kita tidak dapat menilai jiwa manusia, akan tetapi kita dapat menilai jiwa manusia dari perilakunya. Manusia yang sehat jiwanya dapat terlihat atau tampak dari gejala jiwa yang ditujukkan dalam perilakunya, begitupula sebaliknya. 

Lantas bagaimana  menentukan manusia yang memiliki gejala jiwa yang sehat atau tidak?


Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka diperlukan memahami bentuk gejala jiwa manusia.

Terdapat beberapa bentuk gejala jiwa manusia yang sangat  mendasari  dan  mempengaruhi  berbagai  perilaku manusia,  baik  perilaku  seorang  calon guru  atau  guru  maupun  perilaku  peserta  didik  atau  siswa. Bentuk-bentuk  gejala  jiwa  tersebut diantaranya, penginderaan dan Persepsi, Memori, berfikir, intelegensi,emosi dan motivasi.


                                                              Bing.Image

1. Penginderaan dan Persepsi

     Penginderaan

Penginderaan atau juga dikenal sebagai sensasi merupakan kemampuan kerja otak untuk menangkap rangsangan-rangsangan dari luar. Penginderaan meliputi:

a. Penglihatan

Alat penglihatan utama adalah mata. Rangsang berupa gelombang cahaya masuk ke dalam bola mata melalui bagian-bagian mata. Prosesnya cahaya masuk ke retina diteruskan berupa impuls menuju ke syaraf (otak) sehingga  objek dapat terlihat.

b. Pendengaran

Alat pendengaran utama adalah telinga. Rangsang berupa gelombang suara masuk ke dalam telinga melalui bagian-bagian alat pendengaran.Gelombang suara merambat melalui 3 media, yaitu udara, benda padat/tulang, cairan/endolymphe. Bila seseorang tidak dapat mendengar, maka ada kemungkinan kerusakan pada pusat pendengaran yang menyebabkan gangguan fungsi intelek atau pada salah satu alat tempat berjalannya/penerus rangsang (conductive deafness) yang tidak ada hubungannya dengan fungsi intelek.

c. Pengecap

Alat pengecap utama adalah lidah. Rangsang berupa larutan cairan melalui lidah (lingua) dan rongga mulut (cavumroris). Prosesnya adalah larutan/cairan diterima lidah masuk ke rongga mulut diteruskan nervus ke-9 menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit otak). Reseptor pada lidah ada 4 jenis penerima rangsang, yaitu : rasa manis, pahit, asin dan asam.

d. Pembau

Alat pembau utama adalah hidung.  Rangsang berupa hawa/udara/bau melalui udara menuju ke reseptor yang ada di rongga hidung (cavum nasalis). Prosesnya adalah bau diterima oleh rongga hidung diteruskan oleh nervus ke-1 (saraf pembau) menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit otak).

e. Perabaan

Alat perabaan utama adalah kulit. Rangsang yang diterima tubuh manusia dapat berupa rangsang : mekanis, thermis, chemis, elektris, suara, cahaya. Perabaan adalah ransang mekanis ringan pada bagian permukaan tubuh, khususnya yang tidak berambut seperti telapak kaki, bibir,dll. Reseptornya adalah corpuscula meissner dan corpuscula pacini.

 

Persepsi 

Arifin, Fuady & Kuswarno (2017) mengemukakan bahwa   persepsi   merupakan     proses pemberian  makna,  interpretasi  dari  stimuli dan  sensasi  yang  diterima  oleh  individu,  dan    sangat    dipengaruhi    faktor    faktor internal maupun ekternal  masing –masing individu   tersebut.

Pareek  (Nugraha, 2015 ) mengungkapkan “Persepsi dapat didefenisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi  kepada rangsangan panca indra atau data.

Rakhmat (Hermuningsih & Mardani, 2016) menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.  

Suharman (Hermuningsih & Mardani, 2016) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia.

Syarat Terjadinya Persepsi Menurut Sunaryo (Hermuningsih & Mardani, 2016) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:
  • Adanya objek yang dipersepsi.
  • Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. 
  • Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus. 
  • Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut  Toha (Hermuningsih & Mardani, 2016) adalah sebagai berikut :
  • Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi. 
  • Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.
Proses Persepsi Menurut Toha (Hermuningsih & Mardani, 2016), proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu:
  1. Stimulus atau Rangsangan, terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
  2. Registrasi, dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalahmekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
  3. Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang.

2. Memori

                                                                       bing.Image
Schlessinger dan Groves (Erlita, 2009)  mengatakan   bahwa   memori   adalah   sistem   yang   sangat   berstruktur,   yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Telaah tentang memori  banyak  diberikan  oleh  ilmu  psikologi  terutama  psikologi  kognitif  yang sebagian    mengadaptasi    dari    bidang    kajian    informatika,    terutama    yang menerangkan proses pengolahan informasi.


Mussen dan Rosenzweig (Erlita, 2009) Memori melewati tiga proses: perekaman, penyimpanan dan pemanggilan.   
  • Perekaman   (recording)   adalah   pencatatan   informasi   melalui reseptor  indera  dan  sirkit  saraf  internal.   
  •  Penyimpanan  (storage) merupakan proses  yang kedua,  menentukan berapa lama  informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk   apa,   dan   dimana.   Penyimpanan   bisa   aktif   maupun   pasif.   Kita menyimpan  secara  aktif,  bila  kita  menambahkan  informasi  tambahan.  Kita mengisi  infromasi  yang  tidak  lengkap  dengan  kesimpulan  kita  sendiri  (inilah yang  menyebabkan  desas-desus  menyebar  lebih  banyak  dari  volume  asal). Mungkin secara pasif  terjadi tanpa penambahan. 
  • Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa   sehari-hari   mengingat   lagi,   adalah   menggunakan   informasi   yang disimpan.
Teori tentang Mekanisme kerja memori:
Cara kerja memori dapat diterangkan dengan teori sebagai berikut: 
  • Teori   Aus (Disuse   Theory).    Menurut   teori   ini   memori   hilang   atau memudar  karena  waktu.  Seperti  halnya  otot  manusia  bila  dilatih  terus-menerus  maka  akan  kuat. 
  • Teori  Inferensi (Inference  theory).   Menurut  teori  ini,  memori  merupakan meja  lilin  atau  kanvas.  Pengalaman  adalah  lukisan  pada  meja  lilin  atau kanvas  itu.  Misalkan  pada  kanvas  pertama    sudah  terlukis  suatu  teori, segera setelah itu kita  mencoba merekam teori lainnya. Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau mengaburkannya.  Dalam  teori  ini  terdapat  variabel  yang  mempengaruhi yang pertama adalah Inhibisi Retroaktif (hambatan ke belakang) Contoh jika kita menghapal pada halaman pertama kemudian berhasil dilanjutkan  dengan  menghapal  pada  halaman  kedua  berhasil  juga  akan tetapi  rekaman  pada  halaman  yang  pertama  akan  berkurang.Variabel kedua adalah inhibisi Proaktif (hambatan ke depan) . Variabel hambatan lainnya adalah hambatan motivasional.
  • Teori pengolahan informasi  (information Processing) Menururt  teori  ini,  bahwa  manusia  merupakan  makhluk  yang  mengolah informasi. Teori ini mengadaptasi konsep ilmu informatika.
Magda (2015) Terdapat dua jenis memori yaitu memori jangka pendek (Short Term Memory), dan memori jangka panjang  (Long  Term  Memory).
Pengelompokkan ini didasari pada asumsi bahwa pemprosesan informasi pertama kali dilakukan dalam sistem penyimpanan/memori jangka pendek. Sistem penyimpanan jangka pendek tidak beroperasi sendiri, namun selalu berhubungan dengan pengetahuan yang tersimpan dalam memori jangka panjang juga sebaliknya, informasi dan pengetahuan yang tersimpan dalam memori jangka panjang juga selalu berhubungan dengan informasi terbaru yang masuk ke sistem memori jangka pendek, yang dapat mengubah atau memperkaya muatan memori jangka panjang.

a. Memori jangka pendek (Short Term Memory)

 Memori  jangka  pendek  memang  exist  berdasarkan  dua  premis,  yaitu: 
  • Sebagai  proposisi  umum  seseorang  mestinya  dapat  menahan  informasi  dalam  interval  waktu  yang  singkat.
  • Apabila  aktivitas  umum  berlanjut sampai beberapa periode, perubahan struktural  pada  kontak  sinaptik  diantara  sel‐sel  dapat membawa memori setelahnya. Memori  jangka  pendek  memiliki  kapasitas yang kecil sekali, namun sangat besar  peranannya  dalam  proses  memori,  yang  merupakan tempat dimana kita memproses  stimulus yang berasal dari lingkungan kita. Kemampuan menyimpan informasi yang kecil tersebut sesuai dengan kapasistas pemrosesan yang terbatas. Memori jangka pendek berfungsi sebagai penyimpanan transitori yang dapat menyimpan informasi yang sangat terbatas dan mentransformasikan serta menggunakan informasi tersebut dalam menghasilkan respon atau suatu stimulus.   
Jumlah  informasi  yang  disimpan  dalam  memori  jangka  pendek  adalah  relatif  kecil  dibandingkan  dengan  jumlah  sangat  bayak  yang dapat didimpan dalam memori jangka  panjang. Bukti paling awal dari terbatasnya  kapasitas memori jangka pendek (immediate  memory)  dikemukakan  oleh  Sir  William  Hamilton  pada  tahun  1800  (dalam  Miller,  1956),  yang  menyatakan  bahwa:  ”Apabila  anda  melemparkan  segenggam  kelereng  ke  lantai,  maka  anda  akan  menemui  kesulitan  untuk  mengamati  lebih  dari  enam  (atau  paling  banyak  tujuh)  kelereng  tanpa  kebingungan”. Pernyataan serupa juga telah  dikemukakan  oleh  Jacobs  pada  tahun  1887  (dalam  Miller,  1956)  bahwa  apabila  pada  seseorang  dibacakan  sederetan  angka  yang  tidak berurutan maka ia hanya akan mampu  menyebutkan  kembali  sekitar  tujuh  angka. 

b. Memori jangka panjang  (Long  Term  Memory).

Kemampuan untuk mengingat masa lalu  dan menggunakan informasi tersebut untuk  dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi dari  memori  jangka  panjang.  Sistem  memori  jangka  panjang  memungkinkan  kita  untuk  seolah‐olah  hidup  dalam  dua  dunia,  yaitu  dunia masa lalu dan saat sekarang ini, dan  oleh  karenanya  memungkinkan  kita  untuk  memahami  mengalirnya  tanpa  henti  dari  pengalaman  langsung.  Hal‐hal  yang  paling  istimewa dari memori jangka panjang adalah  kapasitasnya  yang  tidak  terbatas  dan  durasinya  yang  seolah‐olah  tak  pernah  berakhir.


3. Berfikir



                                                                                                      Bing.Image


Thahir (2014) Berfikir merupakan aktifitas psikis yang intensional, dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema yang harus dipecahkan.

Secara garis besar berfikir dibagi menjadi dua jenis:
  1. Berfikir autistic (melamun) dengan   berfikir   autistic   orang   melarikan   diri   dari kenyataan  dan  melihat  hidup  sebagai  gambar-gambar fantastis. 
  2. Berfikir realistis (nalar/reasoning) adalah berfikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunianyata.  Berfikir realistis ada 3 macam yaitu : a) Berfikir  deduktif yaitu  mengambil  dua  kesimpulan dari   dua   pernyataan,   yang   pertama   merupakan pernyataan umum ke pernyataan yang khusus. b) Berfikir induktifyaitu sebaliknya dimulai dari hal-hal yang    khusus    kemudian    mengambil    kesimpulan umum. c) Berfikir  evaluatif yaitu  berfikir  kritis,  menilai  baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan.
 Crow & Crow (Ismail, 2007), ada dua jenis berfikir yaitu berfikir reflektif dan berfikir kreatif.
  1. Berfikir reflektif yaitu kemampuan jiwa manusia dalam menyeleksi pengetahuan yang pernah didapat yang relevan dengan tujuan masalah. Proses mental yang menyertai berfikir reflektif ialah direction: perhatian dan minat yang diarahkan pada tujuan; interpretation: interpretasi pada hubungan-hubungan yan terdapat pada tujuan; selection: mengingat kembali dan memilih sejumlah pengetahuan yang pernah didapatkan; insight: adanya pemehaman manusia; creation: pembentukan pola-pola mental baru; critism: penilaian terhadap kesanggupan terhadap penilaian masalah. Langkah-langkah berfikir reflektif yaitu manusia merasakan adanya masalah, melokalisasi dan memberi batasan kesukaran pemahaman terhadap masalah, menemukan korelasi, memformulasikan hipotesis-hipotesis, mengevaluasi hipotesis, menerapkan cara, menerapkan problem solving, yaitu menerima atau menolak kesimpulan.
  2. berfikir kreatif adalah kemampuan jiwa menerima, memberi alasan kritis dan mempergunakan hasilnya dalam problem solving. Tahapan berfikir kreatif yaitu a) tahap persiapan, tingkat seseorang masalah dan mengumpulkan data. b) tahap inkubasi, tingkat berlangsungnya masalah dalam jiwa manusia. c) tahap iluminasi, tingkat pemahaman dimana masalah sudah mulai terpecahkan. d) tahap evaluasi,  yaitu mengecek apakah pemecahan masalah yang diperoleh cocok atau tidak. e) tahap revisi, melakukan perbaikan terhadap hasil.
Menurut Frohn (hahir (2014) seorang ahli jerman dari hasil penelitianya menyimpulkan bahwa tingkat-tingkat berfikir manusia terbagi menjadi tiga macam:
  1. Tingkat kongkret  yaitu berfikir melalui bayang-bayang tanggapan khusus yang terjadi karena pengamatan panca indera, yang bersifat kongkrit, misalnya bayang-bayang (tanggapan).
  2. Tingkat skematis/Bagan yaitu tingkat dimana bayang-bayang atau tanggapan tidak lagi begitu kongkrit. 
  3. Tingkat abstrak yaitu tingkat dimana seseorang telah menggunakan pengertian yang terbagi atas golongan-golongan.
  Bentuk-bentuk berfikir adalah sebagai berikut:
  1. Berfikir dengan pengalaman(routine thinking). Dalam  bentuk  berfikir  ini,  banyak  menghimpun berbagi  pengalaman,  dari  berbagai  pengalaman pemecahan masalah yang kita hadapi. 
  2. Berfikir respresentatif. Berfikir   respresentatif   sangat   bergantung   pada ingatan-ingatan dan   tanggapan-tanggapan   saja. Tanggapan-tanggapan dan ingatan-ingatan tersebut  digunakan  untuk  memecahkan  masalah yang kita hadapi.
  3. Berfikir reproduktif. Dengan   berfikir   reproduktif   tidak   menghasilkan sesuatu     yang     baru,     tetapi    hanya     sekedar memikirkan   kembali   dan   mencocokkan   dengan sesuatu yang telah difikirkan sebelumnya.

 4. Intelegensi




                                                                                                           bing.Image
Purwanto (2010) Intelegensi dapat didefiniskan dengan:
  • Kemampuan berpikir abstrak.
  • Kemampuan mempertimbangkan, memahami dan menalar.
  • Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.
  • Kemampuan total individu untuk bertindak dengan sengaja dan secara rasional dalam lingkungan.
Garner (Ismail, 2007) mengemukakan bahwa intelegensi adalah suatu kapasitas untuk memecahkan masalah dan untuk menciptakan produk di lingkungan yang kondusif dan ilmiah.

Teori Multiple Intelegensi Garder (Ismail, 2007) bahwa manusia memiliki 9 jenis intelegensi, yaitu:
  1. Kecerdasan verbal/words smart yaitu suatu kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan misalnya pendongeng, orator, wartawan, sastrawan dan editor.
  2. Kecerdasan matematis logis/number smart yaitu kemampuan menggunakan angka dengan baik seperti ahli matematika, akuntan, ahli statistik, dan ahli pemograman komputer.
  3. Kecerdasan spasial/Picture smart adalah suatu kemampuan mempersepsi dunia spasial visual dan dapat mentransformasikannya seperti asirtek, dekorator, dan seniman.
  4. Kecerdasan kinestesis-jasmani/body smart yaitu suatu kapasitas menggunakan seluruh tubuh untuk mengeksperesikan ide dan perasaan seperti aktor/aktris, penari, atlit, dan kapasitas menggunakan keterampilan tangan untuk menciptakan dan mengubah sesuatu seperti pengrajin, ahli mekanik, dokter bedah dan koki.
  5. Kecerdasan musikal/music smart yaitu kemampuan menangani bentuk-bentuk dengan cara mempresepsi seperti penikmat musik, penyanyi, komposer dan kritikus musik.
  6. Kecerdasan naturalis/nature smart yaitu keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan alam sekitar seperti pecinta alam.
  7. Kecerdasan interpersonal/people smart yaitu suatu kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. 
  8. kecerdasan intrapersonal/self smart yaitu suatu kemampuan untuk mengenali diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman itu, kecerdasan ini berhubungan dengan kecerdasan emosional.
  9. Kecerdasan eksistensial yaitu kemampuan seseorang untuk memiliki pengetahuan tentang keberadaan manusia.
Edward     Lee     Thorndike,     seorang     ahli     psikologi     pendidikan, mengklasifikasi inteligensi ke dalam tiga bentuk kemampuan, yakni:
  • Kemampuan  abstraksi    yakni  kemampuan  untuk  “beraktivitas”  dengan menggunakan gagasan dan simbol-simbol secara efektif; 
  • Kemampuan  mekanik,  yakni  kemampuan  untuk  “beraktivitas”  dengan menggunakan  alat-alat  mekanis  dan  kemampuan  untuk  kegiatan  yang memerlukan aktivitas indra-gerak; 
  • Kemampuan  sosial,  yakni  kemampuan  menghadapi  dan  menyesuaikan diri terhadap situasi baru dengan cara-cara yang cepat dan efektif.

Menurut Binet (Fatmawiyati, 2018) Sifat hakikat intelegensi ada tiga macam, yaitu:
  1. Kecenderungan untuk menetapkan dan mempertahankan (memperjuangkan) tujuan tertentu. semakin cerdas seseorang, akan semakin mahir dalam membuat tujuan/target sendiri, tidak menunggu perintah.
  2. Kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud mencapai tujuan. semakin cerdas seseorang maka akan dengan mudah menyesuaikan cara agar dapat menghadapi sesuatu dengan proposional dan kritis.
  3. Kemampuan untu oto-kritik, yaitu kemampuan untuk mengkritik diri sendiri. Kemapuan untuk belajar dari kesalahan yang dibuatnya. Semakin cerdas seseorang maka kemungkinan untuk mengulangi kesalahan yang sama akan semakin kecil.
Piaget (Fatmawiyati, 2018) mengemukakan empat jenis intelegensi sesuai dengan tahap perkembangan kognitif, yaitu:
  1. intelegensi sensori motoris, tahap ini merupakan tahap pertama. tahap ini dimilai sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan fisik. 
  2. Intelegensi praoperasional, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. anak mulai mempresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar maupun simbol.
  3. Intelegensi operasional, intelegensi yang memiliki ciri memahami operasi nyata. Bentuk operasi nyata yaitu: a) konversi, perubahan dapat terjadi secara bolak balik. b) klasifikasi, penggolongan sesuatu menurut  jenis atau tingkatan.
  4.  Intelegensi operasional formal, intelegensi yang memiliki ciri mampu berfikir hipotetik, mampu menguji secara sistematik berbagai penjelasan mengenai kejadian tertentu, dan mampu berfikir abstrak.
Armstrong (Raharjo, 2010)  berkembang tidaknya suatu kecerdasan    bergantung    pada    tiga    faktor penting berikut:
  1. Faktor  biologis  (biological  endowment), termasuk  di  dalamnya  faktor  keturunan atau  genetis  dan  luka  atau  cedera  otak sebelum, selama dan setelah kelahiran.
  2. Sejarah    hidup    pribadi,    termasuk    di dalamnya adalah pengalaman-pengalaman (bersosialisasi  dan  hidup)  dengan  orang tua,  guru,  teman  sebaya  atau  orang  lain, baik  yang  membangkitkan  maupun  yang menghambat perkembangan kecerdasan.
  3. Latar    belakang    kultural    dan    historis, termasuk   waktu   dan   tempat   seseorang dilahirkan  dan  dibesarkan  serta  sifat  dan kondisi     perkembangan     historis     atau kultural di tempat yang berbeda.

 5. Emosi

 

                                                                                  bing.Image
Dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata bahasa latin ‘movere’ yang berarti ‘menggerakkan, bergerak’. Kemudian ditambah dengan awalan ‘e-’ untuk memberi arti ‘bergerak menjauh’. Makna ini mengisyaratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. 

Emosi dijelaskan secara berbeda oleh psikolog yang berbeda, namun semua sepakat bahwa emosi adalah bentuk yang kompleks dari organisme, yang melibatkan perubahan fisik dari karakter yang luas- dalam bernafas, denyut nadi, produksi kelenjar, dan sebagainya. Dan dari sudut mental, adalah suatu keadaan senang atau cemas, yang ditandai adanya perasaan yang kuat, dan biasanya dorongan menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Jika emosi itu sangat kuat akan terjadi sejumlah gangguan terhadap fungsi intelektual, tingkat disasosiasi dan kecenderungan terhadap tindakan yang bersifat tidak terpuji

Mashar (Nahdiroh, 2015),  Ditinjau dari penampakannya (appearance), emosi manusia terbagi dua, yaitu emosi dasar dan emosi campuran.
Dilihat dari sisi rentetan peristiwa dikenal ada emosi mayor dan emosi minor. Emosi primer terdiri dari enam macam emosi, yaitu kegembiraan (happiness/joy), ketertarikan (surprise/interest), marah, sedih (sadness/ distress), jijik dan takut. Adapun emosi sekunder merupakan gabungan dari berbagai bentuk emosi primer dan dipengaruhi oleh kondisi budaya di mana individu tersebut tinggal, contohnya rasa malu, bangga, cemas, dan berbagai kondisi emosi lainnya. 

Contoh Emosi Positif:
  • Eagerness (rela) 
  • Humor (lucu) 
  • Joy (Kegembiraan/ keceriaan) 
  • Pleasure (senang/kenyamanan) 
  • Curiosity (rasa ingin tahu) 
  • Happiness (kebahagiaan) 
  • Delight (kesukaan)
  • Love (cinta sayang) 
  • Excitement (ketertarikan)

  Contoh Emosi Negatif:
  • Impatience (tidak sabaran)
  • Uncertainty (kebimbangan) 
  • Anger (rasa marah) 
  • Suspicion (kecurigaan) 
  • Anxiety (rasa cemas) 
  • Guilt (rasa bersalah) 
  • Jealous (cemburu) 
  • Annoyance (jengkel) 
  • Fear (takut) 
  • Depression (depresi) 
  • Sadness (kesedihan) 
  • Hate (rasa benci)
  Hurlock (Manizar, 2016) seseorang dikatakan memiliki emosi yang matang ketika:
  1. Dapat melakukan kontrol diri. 
  2. Memiliki pemahaman diri
  3. Menggunakan kemampuan kritis mental
 Manizar (2016)  Fungsi emosi antara lain:
  1.  Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis. 
  2. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus.
  3. Memotivasi tindakan yang ditunjukkan untuk pencapaian tujuan tertentu. Emosi-emosi tertentu mampu mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tertentu pula.
  4. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lainAnda marah .
  5. Meningkatkan ikatan sosial .
  6. Mempengaruhi memori dan evaluasi .
  7.  Meningkatkan daya ingat terhadapmemori tertentu.

 6. Motivasi


                                                                                                   bing.Image
Motivasi (movere) menurut  Walgito (oktiani, 2017) berarti “bergerak” atau to move. Jadi, motivasi diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force

Emda (2017) Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi–kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. 

Huitt,W.  (Suprihatin, 2015)mengatakan  motivasi adalah  suatu  kondisi  atau  status  internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan,   keinginan,   atau   hasrat)   yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak   dalam   rangka   mencapai   suatu tujuan.

Winarsih (Emda, 2017) ada tiga fungsi motivasi yaitu: 
  1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan. 
  2. Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 
  3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.
Teori motivasi terdiri dari dua pendekatan, yaitu pendekatan isi dan pendekatan proses. Pendekatan isi meliputi teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori ERG, teori dua faktor, dan teori kebutuhan Mc Clelland. Sedangkan pendekatan proses terdiri dari teori pengharapan, teori keadilan, dan teori penetapan tujuan. 
Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow  terdiri dari lima jenjang kebutuhan dasar manusia  yaitu: 
  1. Kebutuhan fisiologis/physiological needs: meliputi rasa lapar, haus, seksual, berlindung, dan kebutuhan fisik lainnya. 
  2. Kebutuhan rasa aman/safety needs: meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional. 
  3. Kebutuhan sosial/social needs: mencakup rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan. 
  4. Kebutuhan penghargaan/ estem needs: mencakup faktor penghargaan internal seperti rasa hormat diri, otonomi, dan pencapaian, serta faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. 
  5. Kebutuhan aktualisasi diri/ self actualiazation needs: yaitu dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya, meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan diri sendiri 

Teori ERG (Existence, Relatedness, dan Growth) teori ini dikemukakan oleh Clyton Alderfer, makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya. Kekuatan keinginan memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah terpuaskan. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatannya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar. 

Teori Kebutuhan Mc Clelland, Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan yang dapat digunakan untuk menjelaskan motivasi individu, yaitu:

  1. Kebutuhan pencapaian/need for achievement, yaitu dorongan untuk melebihi, mencpai standar-standar dan berusaha lebih kereas untuk berhasil.
  2. Kebutuhan akan kekuasaan/need for power yaitu kebutuhan untuk memiliki pengaruh, menjadi berpengaruh dan mengendalikan individu lain.
  3. Kebutuhan afiliasi/need for affiliation, yaitu keinginan untuk menjalin hubungan antar personal yang akrab dan ramah.
Teori harapan
Teori harapan / Expectancy theory dikembangkan oleh Victor Vroom, yang menjelaskan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari haisl itu terhadap individu tersebut. 

Teori Penentuan Tujuan
Menurut teori penentuan tujuan /goal setting theory bahwa tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit, dengan umpan balik, akan menghasilkan tingkat kinerja yang lebih baik. Edwin Locke dan rekan-rekannya kemudian merumuskan suatu model penentuan tujuan. Penentuan tujuan memiliki empat mekanisme yang berkaitan dengan motivasi, yaitu:  
  1. Tujuan mengarahkan perhatian, secara pribadi tujuan berarti memfokuskan perhatian pada sesuatu yang relevan dan penting. 
  2. Tujuan mengatur usaha. Tujuan tidak hanya membuat persepsi individu menjadi lebih selektif, tetapi juga memotivasi untuk bertindak. 
  3. Tujuan meningkatkan ketekunan, ketekunan berkaitan dengan usaha yang dilakukan untuk suatu tugas dalam jangka waktu yang lebih panjang. 
  4. Tujuan mendorong strategi dan rencana tindakan, tujuan membantu individu untuk mengembangkan strategi dan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.

 Referensi:

Andi,Thahir. 2014. Psiklogi Belajar. http://repository.radenintan.ac.id/897/1/Buku_Psikologi_Belajar_Andi_Thahir.pdf

Arifin, Hadi Suprapto.Ikhsan Fuady & Engkus Kuswarno. 2017. Analisis  Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa UNTIRTA Terhadap Keberadaan PERDA Syariah Di Kota Serang.https://www.neliti.com/publications/123770/factor-analysis-that-effect-university-student-perception-in-untirta-about-exist


Bhinnety,Magda. 2015. Struktur dan Proses Memori. https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/view/7375ved=2ahUKEwio7Mu20NnoAhVTaCsKHXHtAN0QFjAEegQIBRAB&url=https%3A%2F%2Fjournal.ugm.ac.id%2Fbuletinpsikologi%2Farticle%2Fdownload%2F7375%2F5742&usg=AOvVaw2yEQJC0Nfoj3-oYI-euGTu

Elita, R.Funny Mustikasari. 2009. Memahami Memori. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/01/memahami_memory.pdf

Emda, Amna. 2017. Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Lantanida Journal. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwic-tLS9tvoAhVFT30KHYTZC80QFjACegQIAxAB&url=https%3A%2F%2Fjurnal.ar-raniry.ac.id%2Findex.php%2Flantanida%2Farticle%2Fdownload%2F2838%2F2064&usg=AOvVaw1PNqpR61W2PUm4M-cQSCse

Fatmawiyati, Jati. 2018.  Telaah Intelegensi. https://www.researchgate.net/publication/328224033_TELAAH_INTELEGENSI

Hermuningsih, Sri &Kristi Wardani. 2016. Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Simulasi Online Trading di Bursa Efek Indonesia di Fakultas Ekonomi Yogyakarta.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjezcD68dfoAhWbdn0KHT7CD94QFjAJegQIChAB&url=http%3A%2F%2Fjurnal.unissula.ac.id%2Findex.php%2Fekobis%2Farticle%2Fdownload%2F1332%2F1032&usg=AOvVaw3jHFAnqCP_XXQxt3xo2HZY

Ismail, Wahyuni, 2007. Belajar Sebagai Suatu Proses Aktifitas Kognitif. Lentera Pendidikan.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=25&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjvrv3hkdroAhXSQ30KHVTnB5Y4FBAWMAR6BAgFEAE&url=http%3A%2F%2Fjournal.uin-alauddin.ac.id%2Findex.php%2Flentera_pendidikan%2Farticle%2Fdownload%2F3725%2F3398&usg=AOvVaw07oIgfKY-A372_YcTmxWzi

Manizar, Ely. 2016.  Mengelola Kecerdasan Emosi. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwip8J3M39roAhWObisKHUt8DkAQFjAGegQIBhAB&url=http%3A%2F%2Fjurnal.radenfatah.ac.id%2Findex.php%2FTadrib%2Farticle%2Fdownload%2F1168%2F987&usg=AOvVaw3YNEAD7KA0P2Ccz-QMSmxQ

Nadhiro,Yahdinil Firda. 2015. Pengendalian Emosi (Kajian Religio-Psikologis tentang Psikologi Manusia).Jurnal Saintifika Islamica. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwip8J3M39roAhWObisKHUt8DkAQFjADegQIAhAB&url=http%3A%2F%2Fjurnal.uinbanten.ac.id%2Findex.php%2Fsaintifikaislamica%2Farticle%2Fdownload%2F284%2F283%2F&usg=AOvVaw26FLWncGHMPqAGLct0eT99

Nugraha, Ugi. 2015. Hubungan Persepsi, Sikap Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mahasiswa Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan Universitas Jambi.  https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjezcD68dfoAhWbdn0KHT7CD94QFjAHegQICBAB&url=https%3A%2F%2Fonline-journal.unja.ac.id%2Fcsp%2Farticle%2Fdownload%2F2640%2F1917%2F&usg=AOvVaw0oF78cH-9-rcH_xYtPJMuZ

Purwanto. 2010. Intelegensi, Konsep dan Pengukurannya. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwityP380droAhWm63MBHUv0CNcQFjABegQIARAB&url=https%3A%2F%2Fjurnaldikbud.kemdikbud.go.id%2Findex.php%2Fjpnk%2Farticle%2Fdownload%2F479%2F322&usg=AOvVaw3TX4pJNRG-6KJZaRou4rD5

Raharjo, Andreas Teguh. 2010. Hubungan Antara Multiple Intelligence Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 10 Malang. Jurnal Psikologi. https://media.neliti.com/media/publications/126576-ID-hubungan-antara-multiple-intelligence-de.pdf

Suprihatin, Sitti (2015). Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. http://www.ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/ekonomi/article/viewFile/144/115

Oktiani, ifni. 2017. Kreativitas Guru dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal Kependidikan.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=16&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwils5zt_NvoAhWLXCsKHWI2CKk4ChAWMAV6BAgGEAE&url=http%3A%2F%2Fejournal.iainpurwokerto.ac.id%2Findex.php%2Fjurnalkependidikan%2Farticle%2Fdownload%2F1939%2F1435&usg=AOvVaw0kHTwA_Vl-SDiWbrxtmgKU


Komentar

  1. I got the new the king casino no deposit bonus【Malaysia】
    메이저 토토 사이트 William】pinterest in 2021, 도레미시디 출장샵 communitykhabar the king 1xbet app casino no www.jtmhub.com deposit bonus,【WG98.vip】⚡,taylorlancer,taylorlancer,golfking.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIMENSI-DIMENSI PERKEMBANGAN INDIVIDU

Teori Belajar Behavioristik dalam Psikologi Pendidikan