Psikologi Pendidikan Materi Bentuk Gejala Jiwa
Apakah Calon Guru dan Guru Perlu Mempelajari Bentuk Gejala Jiwa?
Bentuk gejala jiwa adalah bagian dari ilmu Psikologi. kita tidak dapat menilai jiwa manusia, akan tetapi kita dapat menilai jiwa manusia dari perilakunya. Manusia yang sehat jiwanya dapat terlihat atau tampak dari gejala jiwa yang ditujukkan dalam perilakunya, begitupula sebaliknya.
Lantas bagaimana menentukan manusia yang memiliki gejala jiwa yang sehat atau tidak?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka diperlukan memahami bentuk gejala jiwa manusia.
Terdapat beberapa bentuk gejala jiwa manusia yang sangat mendasari dan mempengaruhi berbagai perilaku manusia, baik
perilaku seorang calon guru atau guru maupun perilaku peserta
didik atau siswa. Bentuk-bentuk gejala jiwa tersebut diantaranya, penginderaan dan Persepsi, Memori, berfikir, intelegensi,emosi dan motivasi.
![]() |
Bing.Image |
1. Penginderaan dan Persepsi
Penginderaan
Penginderaan atau juga dikenal sebagai sensasi merupakan kemampuan kerja otak untuk menangkap rangsangan-rangsangan dari luar. Penginderaan meliputi:
a. Penglihatan
Alat penglihatan utama adalah mata. Rangsang berupa gelombang cahaya masuk ke dalam bola mata melalui bagian-bagian mata. Prosesnya cahaya masuk ke retina diteruskan berupa impuls menuju ke syaraf (otak) sehingga objek dapat terlihat.
b. Pendengaran
Alat pendengaran utama adalah telinga. Rangsang berupa gelombang suara masuk ke dalam telinga melalui bagian-bagian alat pendengaran.Gelombang suara merambat melalui 3 media, yaitu udara, benda padat/tulang, cairan/endolymphe. Bila seseorang tidak dapat mendengar, maka ada kemungkinan kerusakan pada pusat pendengaran yang menyebabkan gangguan fungsi intelek atau pada salah satu alat tempat berjalannya/penerus rangsang (conductive deafness) yang tidak ada hubungannya dengan fungsi intelek.
c. Pengecap
Alat pengecap utama adalah lidah. Rangsang berupa larutan cairan melalui lidah (lingua) dan rongga mulut (cavumroris). Prosesnya adalah larutan/cairan diterima lidah masuk ke rongga mulut diteruskan nervus ke-9 menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit otak). Reseptor pada lidah ada 4 jenis penerima rangsang, yaitu : rasa manis, pahit, asin dan asam.
d. Pembau
Alat pembau utama adalah hidung. Rangsang berupa hawa/udara/bau melalui udara menuju ke reseptor yang ada di rongga hidung (cavum nasalis). Prosesnya adalah bau diterima oleh rongga hidung diteruskan oleh nervus ke-1 (saraf pembau) menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit otak).
e. Perabaan
Alat perabaan utama adalah kulit. Rangsang yang diterima tubuh manusia dapat berupa rangsang : mekanis, thermis, chemis, elektris, suara, cahaya. Perabaan adalah ransang mekanis ringan pada bagian permukaan tubuh, khususnya yang tidak berambut seperti telapak kaki, bibir,dll. Reseptornya adalah corpuscula meissner dan corpuscula pacini.
Persepsi
Arifin, Fuady & Kuswarno (2017) mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses pemberian makna, interpretasi dari stimuli dan sensasi yang diterima oleh individu, dan sangat dipengaruhi faktor faktor internal maupun ekternal masing –masing individu tersebut.
Pareek (Nugraha, 2015 ) mengungkapkan “Persepsi dapat didefenisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra atau data.
Rakhmat (Hermuningsih & Mardani, 2016) menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Suharman (Hermuningsih & Mardani, 2016) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia.
Syarat Terjadinya Persepsi Menurut Sunaryo (Hermuningsih & Mardani, 2016) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:
- Adanya objek yang dipersepsi.
- Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.
- Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus.
- Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Toha (Hermuningsih & Mardani, 2016) adalah sebagai berikut :
- Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.
- Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.
Proses Persepsi Menurut Toha (Hermuningsih & Mardani, 2016), proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu:
- Stimulus atau Rangsangan, terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
- Registrasi, dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalahmekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
- Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang.
2. Memori
![]() |
bing.Image |
Schlessinger dan Groves (Erlita, 2009) mengatakan bahwa memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Telaah tentang memori banyak diberikan oleh ilmu psikologi terutama psikologi kognitif yang sebagian mengadaptasi dari bidang kajian informatika, terutama yang menerangkan proses pengolahan informasi.
Mussen dan Rosenzweig (Erlita, 2009) Memori melewati tiga proses: perekaman, penyimpanan dan pemanggilan.
- Perekaman (recording) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal.
- Penyimpanan (storage) merupakan proses yang kedua, menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan dimana. Penyimpanan bisa aktif maupun pasif. Kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan. Kita mengisi infromasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri (inilah yang menyebabkan desas-desus menyebar lebih banyak dari volume asal). Mungkin secara pasif terjadi tanpa penambahan.
- Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan.
Teori tentang Mekanisme kerja memori:
Cara kerja memori dapat diterangkan dengan teori sebagai berikut:
- Teori Aus (Disuse Theory). Menurut teori ini memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti halnya otot manusia bila dilatih terus-menerus maka akan kuat.
- Teori Inferensi (Inference theory). Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada meja lilin atau kanvas itu. Misalkan pada kanvas pertama sudah terlukis suatu teori, segera setelah itu kita mencoba merekam teori lainnya. Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau mengaburkannya. Dalam teori ini terdapat variabel yang mempengaruhi yang pertama adalah Inhibisi Retroaktif (hambatan ke belakang) Contoh jika kita menghapal pada halaman pertama kemudian berhasil dilanjutkan dengan menghapal pada halaman kedua berhasil juga akan tetapi rekaman pada halaman yang pertama akan berkurang.Variabel kedua adalah inhibisi Proaktif (hambatan ke depan) . Variabel hambatan lainnya adalah hambatan motivasional.
- Teori pengolahan informasi (information Processing) Menururt teori ini, bahwa manusia merupakan makhluk yang mengolah informasi. Teori ini mengadaptasi konsep ilmu informatika.
Magda (2015) Terdapat dua jenis memori yaitu memori jangka pendek (Short Term Memory), dan memori jangka panjang (Long Term Memory).
Pengelompokkan ini didasari pada asumsi bahwa pemprosesan informasi pertama kali dilakukan dalam sistem penyimpanan/memori jangka pendek. Sistem penyimpanan jangka pendek tidak beroperasi sendiri, namun selalu berhubungan dengan pengetahuan yang tersimpan dalam memori jangka panjang juga sebaliknya, informasi dan pengetahuan yang tersimpan dalam memori jangka panjang juga selalu berhubungan dengan informasi terbaru yang masuk ke sistem memori jangka pendek, yang dapat mengubah atau memperkaya muatan memori jangka panjang.
a. Memori jangka pendek (Short Term Memory)
Memori jangka pendek memang exist berdasarkan dua premis, yaitu:
- Sebagai proposisi umum seseorang mestinya dapat menahan informasi dalam interval waktu yang singkat.
- Apabila aktivitas umum berlanjut sampai beberapa periode, perubahan struktural pada kontak sinaptik diantara sel‐sel dapat membawa memori setelahnya. Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang kecil sekali, namun sangat besar peranannya dalam proses memori, yang merupakan tempat dimana kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan kita. Kemampuan menyimpan informasi yang kecil tersebut sesuai dengan kapasistas pemrosesan yang terbatas. Memori jangka pendek berfungsi sebagai penyimpanan transitori yang dapat menyimpan informasi yang sangat terbatas dan mentransformasikan serta menggunakan informasi tersebut dalam menghasilkan respon atau suatu stimulus.
Jumlah informasi yang disimpan dalam memori jangka pendek adalah relatif kecil dibandingkan dengan jumlah sangat bayak yang dapat didimpan dalam memori jangka panjang. Bukti paling awal dari terbatasnya kapasitas memori jangka pendek (immediate memory) dikemukakan oleh Sir William Hamilton pada tahun 1800 (dalam Miller, 1956), yang menyatakan bahwa: ”Apabila anda melemparkan segenggam kelereng ke lantai, maka anda akan menemui kesulitan untuk mengamati lebih dari enam (atau paling banyak tujuh) kelereng tanpa kebingungan”. Pernyataan serupa juga telah dikemukakan oleh Jacobs pada tahun 1887 (dalam Miller, 1956) bahwa apabila pada seseorang dibacakan sederetan angka yang tidak berurutan maka ia hanya akan mampu menyebutkan kembali sekitar tujuh angka.
b. Memori jangka panjang (Long Term Memory).
Kemampuan untuk mengingat masa lalu dan menggunakan informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi dari memori jangka panjang. Sistem memori jangka panjang memungkinkan kita untuk seolah‐olah hidup dalam dua dunia, yaitu dunia masa lalu dan saat sekarang ini, dan oleh karenanya memungkinkan kita untuk memahami mengalirnya tanpa henti dari pengalaman langsung. Hal‐hal yang paling istimewa dari memori jangka panjang adalah kapasitasnya yang tidak terbatas dan durasinya yang seolah‐olah tak pernah berakhir.
3. Berfikir
![]() |
Bing.Image |
Thahir (2014) Berfikir merupakan aktifitas psikis yang intensional, dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema yang harus dipecahkan.
- Berfikir autistic (melamun) dengan berfikir autistic orang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis.
- Berfikir realistis (nalar/reasoning) adalah berfikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunianyata. Berfikir realistis ada 3 macam yaitu : a) Berfikir deduktif yaitu mengambil dua kesimpulan dari dua pernyataan, yang pertama merupakan pernyataan umum ke pernyataan yang khusus. b) Berfikir induktifyaitu sebaliknya dimulai dari hal-hal yang khusus kemudian mengambil kesimpulan umum. c) Berfikir evaluatif yaitu berfikir kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan.
Crow & Crow (Ismail, 2007), ada dua jenis berfikir yaitu berfikir reflektif dan berfikir kreatif.
- Berfikir reflektif yaitu kemampuan jiwa manusia dalam menyeleksi pengetahuan yang pernah didapat yang relevan dengan tujuan masalah. Proses mental yang menyertai berfikir reflektif ialah direction: perhatian dan minat yang diarahkan pada tujuan; interpretation: interpretasi pada hubungan-hubungan yan terdapat pada tujuan; selection: mengingat kembali dan memilih sejumlah pengetahuan yang pernah didapatkan; insight: adanya pemehaman manusia; creation: pembentukan pola-pola mental baru; critism: penilaian terhadap kesanggupan terhadap penilaian masalah. Langkah-langkah berfikir reflektif yaitu manusia merasakan adanya masalah, melokalisasi dan memberi batasan kesukaran pemahaman terhadap masalah, menemukan korelasi, memformulasikan hipotesis-hipotesis, mengevaluasi hipotesis, menerapkan cara, menerapkan problem solving, yaitu menerima atau menolak kesimpulan.
- berfikir kreatif adalah kemampuan jiwa menerima, memberi alasan kritis dan mempergunakan hasilnya dalam problem solving. Tahapan berfikir kreatif yaitu a) tahap persiapan, tingkat seseorang masalah dan mengumpulkan data. b) tahap inkubasi, tingkat berlangsungnya masalah dalam jiwa manusia. c) tahap iluminasi, tingkat pemahaman dimana masalah sudah mulai terpecahkan. d) tahap evaluasi, yaitu mengecek apakah pemecahan masalah yang diperoleh cocok atau tidak. e) tahap revisi, melakukan perbaikan terhadap hasil.
Menurut Frohn (hahir (2014) seorang ahli jerman dari hasil penelitianya menyimpulkan bahwa tingkat-tingkat berfikir manusia terbagi menjadi tiga macam:
- Tingkat kongkret yaitu berfikir melalui bayang-bayang tanggapan khusus yang terjadi karena pengamatan panca indera, yang bersifat kongkrit, misalnya bayang-bayang (tanggapan).
- Tingkat skematis/Bagan yaitu tingkat dimana bayang-bayang atau tanggapan tidak lagi begitu kongkrit.
- Tingkat abstrak yaitu tingkat dimana seseorang telah menggunakan pengertian yang terbagi atas golongan-golongan.
Bentuk-bentuk berfikir adalah sebagai berikut:
- Berfikir dengan pengalaman(routine thinking). Dalam bentuk berfikir ini, banyak menghimpun berbagi pengalaman, dari berbagai pengalaman pemecahan masalah yang kita hadapi.
- Berfikir respresentatif. Berfikir respresentatif sangat bergantung pada ingatan-ingatan dan tanggapan-tanggapan saja. Tanggapan-tanggapan dan ingatan-ingatan tersebut digunakan untuk memecahkan masalah yang kita hadapi.
- Berfikir reproduktif. Dengan berfikir reproduktif tidak menghasilkan sesuatu yang baru, tetapi hanya sekedar memikirkan kembali dan mencocokkan dengan sesuatu yang telah difikirkan sebelumnya.
4. Intelegensi
![]() |
bing.Image |
- Kemampuan berpikir abstrak.
- Kemampuan mempertimbangkan, memahami dan menalar.
- Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.
- Kemampuan total individu untuk bertindak dengan sengaja dan secara rasional dalam lingkungan.
Teori Multiple Intelegensi Garder (Ismail, 2007) bahwa manusia memiliki 9 jenis intelegensi, yaitu:
- Kecerdasan verbal/words smart yaitu suatu kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan misalnya pendongeng, orator, wartawan, sastrawan dan editor.
- Kecerdasan matematis logis/number smart yaitu kemampuan menggunakan angka dengan baik seperti ahli matematika, akuntan, ahli statistik, dan ahli pemograman komputer.
- Kecerdasan spasial/Picture smart adalah suatu kemampuan mempersepsi dunia spasial visual dan dapat mentransformasikannya seperti asirtek, dekorator, dan seniman.
- Kecerdasan kinestesis-jasmani/body smart yaitu suatu kapasitas menggunakan seluruh tubuh untuk mengeksperesikan ide dan perasaan seperti aktor/aktris, penari, atlit, dan kapasitas menggunakan keterampilan tangan untuk menciptakan dan mengubah sesuatu seperti pengrajin, ahli mekanik, dokter bedah dan koki.
- Kecerdasan musikal/music smart yaitu kemampuan menangani bentuk-bentuk dengan cara mempresepsi seperti penikmat musik, penyanyi, komposer dan kritikus musik.
- Kecerdasan naturalis/nature smart yaitu keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan alam sekitar seperti pecinta alam.
- Kecerdasan interpersonal/people smart yaitu suatu kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain.
- kecerdasan intrapersonal/self smart yaitu suatu kemampuan untuk mengenali diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman itu, kecerdasan ini berhubungan dengan kecerdasan emosional.
- Kecerdasan eksistensial yaitu kemampuan seseorang untuk memiliki pengetahuan tentang keberadaan manusia.
Edward Lee Thorndike, seorang ahli psikologi pendidikan, mengklasifikasi inteligensi ke dalam tiga bentuk kemampuan, yakni:
- Kemampuan abstraksi yakni kemampuan untuk “beraktivitas” dengan menggunakan gagasan dan simbol-simbol secara efektif;
- Kemampuan mekanik, yakni kemampuan untuk “beraktivitas” dengan menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk kegiatan yang memerlukan aktivitas indra-gerak;
- Kemampuan sosial, yakni kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru dengan cara-cara yang cepat dan efektif.
Menurut Binet (Fatmawiyati, 2018) Sifat hakikat intelegensi ada tiga macam, yaitu:
- Kecenderungan untuk menetapkan dan mempertahankan (memperjuangkan) tujuan tertentu. semakin cerdas seseorang, akan semakin mahir dalam membuat tujuan/target sendiri, tidak menunggu perintah.
- Kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud mencapai tujuan. semakin cerdas seseorang maka akan dengan mudah menyesuaikan cara agar dapat menghadapi sesuatu dengan proposional dan kritis.
- Kemampuan untu oto-kritik, yaitu kemampuan untuk mengkritik diri sendiri. Kemapuan untuk belajar dari kesalahan yang dibuatnya. Semakin cerdas seseorang maka kemungkinan untuk mengulangi kesalahan yang sama akan semakin kecil.
Piaget (Fatmawiyati, 2018) mengemukakan empat jenis intelegensi sesuai dengan tahap perkembangan kognitif, yaitu:
- intelegensi sensori motoris, tahap ini merupakan tahap pertama. tahap ini dimilai sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan fisik.
- Intelegensi praoperasional, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. anak mulai mempresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar maupun simbol.
- Intelegensi operasional, intelegensi yang memiliki ciri memahami operasi nyata. Bentuk operasi nyata yaitu: a) konversi, perubahan dapat terjadi secara bolak balik. b) klasifikasi, penggolongan sesuatu menurut jenis atau tingkatan.
- Intelegensi operasional formal, intelegensi yang memiliki ciri mampu berfikir hipotetik, mampu menguji secara sistematik berbagai penjelasan mengenai kejadian tertentu, dan mampu berfikir abstrak.
Armstrong (Raharjo, 2010) berkembang tidaknya suatu kecerdasan bergantung pada tiga faktor penting berikut:
- Faktor biologis (biological endowment), termasuk di dalamnya faktor keturunan atau genetis dan luka atau cedera otak sebelum, selama dan setelah kelahiran.
- Sejarah hidup pribadi, termasuk di dalamnya adalah pengalaman-pengalaman (bersosialisasi dan hidup) dengan orang tua, guru, teman sebaya atau orang lain, baik yang membangkitkan maupun yang menghambat perkembangan kecerdasan.
- Latar belakang kultural dan historis, termasuk waktu dan tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan kondisi perkembangan historis atau kultural di tempat yang berbeda.
5. Emosi
![]() |
bing.Image |
Dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata bahasa latin ‘movere’ yang berarti ‘menggerakkan, bergerak’. Kemudian ditambah dengan awalan ‘e-’ untuk memberi arti ‘bergerak menjauh’. Makna ini mengisyaratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Emosi dijelaskan secara berbeda oleh psikolog yang berbeda, namun semua sepakat bahwa emosi adalah bentuk yang kompleks dari organisme, yang melibatkan perubahan fisik dari karakter yang luas- dalam bernafas, denyut nadi, produksi kelenjar, dan sebagainya. Dan dari sudut mental, adalah suatu keadaan senang atau cemas, yang ditandai adanya perasaan yang kuat, dan biasanya dorongan menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Jika emosi itu sangat kuat akan terjadi sejumlah gangguan terhadap fungsi intelektual, tingkat disasosiasi dan kecenderungan terhadap tindakan yang bersifat tidak terpuji
Mashar (Nahdiroh, 2015), Ditinjau dari penampakannya (appearance), emosi manusia terbagi dua, yaitu emosi dasar dan emosi campuran.
Dilihat dari sisi rentetan peristiwa dikenal ada emosi mayor dan emosi minor. Emosi primer terdiri dari enam macam emosi, yaitu kegembiraan (happiness/joy), ketertarikan (surprise/interest), marah, sedih (sadness/ distress), jijik dan takut. Adapun emosi sekunder merupakan gabungan dari berbagai bentuk emosi primer dan dipengaruhi oleh kondisi budaya di mana individu tersebut tinggal, contohnya rasa malu, bangga, cemas, dan berbagai kondisi emosi lainnya.
Contoh Emosi Positif:
- Eagerness (rela)
- Humor (lucu)
- Joy (Kegembiraan/ keceriaan)
- Pleasure (senang/kenyamanan)
- Curiosity (rasa ingin tahu)
- Happiness (kebahagiaan)
- Delight (kesukaan)
- Love (cinta sayang)
- Excitement (ketertarikan)
Contoh Emosi Negatif:
- Impatience (tidak sabaran)
- Uncertainty (kebimbangan)
- Anger (rasa marah)
- Suspicion (kecurigaan)
- Anxiety (rasa cemas)
- Guilt (rasa bersalah)
- Jealous (cemburu)
- Annoyance (jengkel)
- Fear (takut)
- Depression (depresi)
- Sadness (kesedihan)
- Hate (rasa benci)
Hurlock (Manizar, 2016) seseorang dikatakan memiliki emosi yang matang ketika:
- Dapat melakukan kontrol diri.
- Memiliki pemahaman diri
- Menggunakan kemampuan kritis mental
Manizar (2016) Fungsi emosi antara lain:
- Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis.
- Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus.
- Memotivasi tindakan yang ditunjukkan untuk pencapaian tujuan tertentu. Emosi-emosi tertentu mampu mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tertentu pula.
- Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lainAnda marah .
- Meningkatkan ikatan sosial .
- Mempengaruhi memori dan evaluasi .
- Meningkatkan daya ingat terhadapmemori tertentu.
6. Motivasi
![]() |
bing.Image |
Emda (2017) Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi–kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
Huitt,W. (Suprihatin, 2015)mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Winarsih (Emda, 2017) ada tiga fungsi motivasi yaitu:
- Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan.
- Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.
Teori motivasi terdiri dari dua pendekatan, yaitu pendekatan isi dan pendekatan proses. Pendekatan isi meliputi teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori ERG, teori dua faktor, dan teori kebutuhan Mc Clelland. Sedangkan pendekatan proses terdiri dari teori pengharapan, teori keadilan, dan teori penetapan tujuan.
Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow terdiri dari lima jenjang kebutuhan dasar manusia yaitu:
- Kebutuhan fisiologis/physiological needs: meliputi rasa lapar, haus, seksual, berlindung, dan kebutuhan fisik lainnya.
- Kebutuhan rasa aman/safety needs: meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
- Kebutuhan sosial/social needs: mencakup rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.
- Kebutuhan penghargaan/ estem needs: mencakup faktor penghargaan internal seperti rasa hormat diri, otonomi, dan pencapaian, serta faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.
- Kebutuhan aktualisasi diri/ self actualiazation needs: yaitu dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya, meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan diri sendiri
Teori ERG (Existence, Relatedness, dan Growth) teori ini dikemukakan oleh Clyton Alderfer, makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya. Kekuatan keinginan memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah terpuaskan. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatannya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.
Teori Kebutuhan Mc Clelland, Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan yang dapat digunakan untuk menjelaskan motivasi individu, yaitu:
- Kebutuhan pencapaian/need for achievement, yaitu dorongan untuk melebihi, mencpai standar-standar dan berusaha lebih kereas untuk berhasil.
- Kebutuhan akan kekuasaan/need for power yaitu kebutuhan untuk memiliki pengaruh, menjadi berpengaruh dan mengendalikan individu lain.
- Kebutuhan afiliasi/need for affiliation, yaitu keinginan untuk menjalin hubungan antar personal yang akrab dan ramah.
Teori harapan / Expectancy theory dikembangkan oleh Victor Vroom, yang menjelaskan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari haisl itu terhadap individu tersebut.
Teori Penentuan Tujuan
Menurut teori penentuan tujuan /goal setting theory bahwa tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit, dengan umpan balik, akan menghasilkan tingkat kinerja yang lebih baik. Edwin Locke dan rekan-rekannya kemudian merumuskan suatu model penentuan tujuan. Penentuan tujuan memiliki empat mekanisme yang berkaitan dengan motivasi, yaitu:
- Tujuan mengarahkan perhatian, secara pribadi tujuan berarti memfokuskan perhatian pada sesuatu yang relevan dan penting.
- Tujuan mengatur usaha. Tujuan tidak hanya membuat persepsi individu menjadi lebih selektif, tetapi juga memotivasi untuk bertindak.
- Tujuan meningkatkan ketekunan, ketekunan berkaitan dengan usaha yang dilakukan untuk suatu tugas dalam jangka waktu yang lebih panjang.
- Tujuan mendorong strategi dan rencana tindakan, tujuan membantu individu untuk mengembangkan strategi dan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.
Referensi:
Andi,Thahir. 2014. Psiklogi Belajar. http://repository.radenintan.ac.id/897/1/Buku_Psikologi_Belajar_Andi_Thahir.pdf
Arifin, Hadi Suprapto.Ikhsan Fuady & Engkus Kuswarno. 2017. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa UNTIRTA Terhadap Keberadaan PERDA Syariah Di Kota Serang.https://www.neliti.com/publications/123770/factor-analysis-that-effect-university-student-perception-in-untirta-about-exist
Elita, R.Funny Mustikasari. 2009. Memahami Memori. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/01/memahami_memory.pdf
Emda, Amna. 2017. Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Lantanida Journal. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwic-tLS9tvoAhVFT30KHYTZC80QFjACegQIAxAB&url=https%3A%2F%2Fjurnal.ar-raniry.ac.id%2Findex.php%2Flantanida%2Farticle%2Fdownload%2F2838%2F2064&usg=AOvVaw1PNqpR61W2PUm4M-cQSCse
Fatmawiyati, Jati. 2018. Telaah Intelegensi. https://www.researchgate.net/publication/328224033_TELAAH_INTELEGENSI
Hermuningsih, Sri &Kristi Wardani. 2016. Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Simulasi Online Trading di Bursa Efek Indonesia di Fakultas Ekonomi Yogyakarta.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjezcD68dfoAhWbdn0KHT7CD94QFjAJegQIChAB&url=http%3A%2F%2Fjurnal.unissula.ac.id%2Findex.php%2Fekobis%2Farticle%2Fdownload%2F1332%2F1032&usg=AOvVaw3jHFAnqCP_XXQxt3xo2HZY
Ismail, Wahyuni, 2007. Belajar Sebagai Suatu Proses Aktifitas Kognitif. Lentera Pendidikan.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=25&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjvrv3hkdroAhXSQ30KHVTnB5Y4FBAWMAR6BAgFEAE&url=http%3A%2F%2Fjournal.uin-alauddin.ac.id%2Findex.php%2Flentera_pendidikan%2Farticle%2Fdownload%2F3725%2F3398&usg=AOvVaw07oIgfKY-A372_YcTmxWzi
Manizar, Ely. 2016. Mengelola Kecerdasan Emosi. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwip8J3M39roAhWObisKHUt8DkAQFjAGegQIBhAB&url=http%3A%2F%2Fjurnal.radenfatah.ac.id%2Findex.php%2FTadrib%2Farticle%2Fdownload%2F1168%2F987&usg=AOvVaw3YNEAD7KA0P2Ccz-QMSmxQ
Nadhiro,Yahdinil Firda. 2015. Pengendalian Emosi (Kajian Religio-Psikologis tentang Psikologi Manusia).Jurnal Saintifika Islamica. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwip8J3M39roAhWObisKHUt8DkAQFjADegQIAhAB&url=http%3A%2F%2Fjurnal.uinbanten.ac.id%2Findex.php%2Fsaintifikaislamica%2Farticle%2Fdownload%2F284%2F283%2F&usg=AOvVaw26FLWncGHMPqAGLct0eT99
Arifin, Hadi Suprapto.Ikhsan Fuady & Engkus Kuswarno. 2017. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa UNTIRTA Terhadap Keberadaan PERDA Syariah Di Kota Serang.https://www.neliti.com/publications/123770/factor-analysis-that-effect-university-student-perception-in-untirta-about-exist
Bhinnety,Magda. 2015. Struktur dan Proses Memori. https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/view/7375ved=2ahUKEwio7Mu20NnoAhVTaCsKHXHtAN0QFjAEegQIBRAB&url=https%3A%2F%2Fjournal.ugm.ac.id%2Fbuletinpsikologi%2Farticle%2Fdownload%2F7375%2F5742&usg=AOvVaw2yEQJC0Nfoj3-oYI-euGTu
Elita, R.Funny Mustikasari. 2009. Memahami Memori. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/01/memahami_memory.pdf
Emda, Amna. 2017. Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Lantanida Journal. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwic-tLS9tvoAhVFT30KHYTZC80QFjACegQIAxAB&url=https%3A%2F%2Fjurnal.ar-raniry.ac.id%2Findex.php%2Flantanida%2Farticle%2Fdownload%2F2838%2F2064&usg=AOvVaw1PNqpR61W2PUm4M-cQSCse
Fatmawiyati, Jati. 2018. Telaah Intelegensi. https://www.researchgate.net/publication/328224033_TELAAH_INTELEGENSI
Hermuningsih, Sri &Kristi Wardani. 2016. Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Simulasi Online Trading di Bursa Efek Indonesia di Fakultas Ekonomi Yogyakarta.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjezcD68dfoAhWbdn0KHT7CD94QFjAJegQIChAB&url=http%3A%2F%2Fjurnal.unissula.ac.id%2Findex.php%2Fekobis%2Farticle%2Fdownload%2F1332%2F1032&usg=AOvVaw3jHFAnqCP_XXQxt3xo2HZY
Ismail, Wahyuni, 2007. Belajar Sebagai Suatu Proses Aktifitas Kognitif. Lentera Pendidikan.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=25&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjvrv3hkdroAhXSQ30KHVTnB5Y4FBAWMAR6BAgFEAE&url=http%3A%2F%2Fjournal.uin-alauddin.ac.id%2Findex.php%2Flentera_pendidikan%2Farticle%2Fdownload%2F3725%2F3398&usg=AOvVaw07oIgfKY-A372_YcTmxWzi
Manizar, Ely. 2016. Mengelola Kecerdasan Emosi. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwip8J3M39roAhWObisKHUt8DkAQFjAGegQIBhAB&url=http%3A%2F%2Fjurnal.radenfatah.ac.id%2Findex.php%2FTadrib%2Farticle%2Fdownload%2F1168%2F987&usg=AOvVaw3YNEAD7KA0P2Ccz-QMSmxQ
Nadhiro,Yahdinil Firda. 2015. Pengendalian Emosi (Kajian Religio-Psikologis tentang Psikologi Manusia).Jurnal Saintifika Islamica. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwip8J3M39roAhWObisKHUt8DkAQFjADegQIAhAB&url=http%3A%2F%2Fjurnal.uinbanten.ac.id%2Findex.php%2Fsaintifikaislamica%2Farticle%2Fdownload%2F284%2F283%2F&usg=AOvVaw26FLWncGHMPqAGLct0eT99
Nugraha, Ugi. 2015. Hubungan Persepsi, Sikap Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mahasiswa Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan Universitas Jambi. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjezcD68dfoAhWbdn0KHT7CD94QFjAHegQICBAB&url=https%3A%2F%2Fonline-journal.unja.ac.id%2Fcsp%2Farticle%2Fdownload%2F2640%2F1917%2F&usg=AOvVaw0oF78cH-9-rcH_xYtPJMuZ
Purwanto. 2010. Intelegensi, Konsep dan Pengukurannya. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwityP380droAhWm63MBHUv0CNcQFjABegQIARAB&url=https%3A%2F%2Fjurnaldikbud.kemdikbud.go.id%2Findex.php%2Fjpnk%2Farticle%2Fdownload%2F479%2F322&usg=AOvVaw3TX4pJNRG-6KJZaRou4rD5
Raharjo, Andreas Teguh. 2010. Hubungan Antara Multiple Intelligence Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 10 Malang. Jurnal Psikologi. https://media.neliti.com/media/publications/126576-ID-hubungan-antara-multiple-intelligence-de.pdf
Suprihatin, Sitti (2015). Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. http://www.ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/ekonomi/article/viewFile/144/115
Oktiani, ifni. 2017. Kreativitas Guru dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal Kependidikan.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=16&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwils5zt_NvoAhWLXCsKHWI2CKk4ChAWMAV6BAgGEAE&url=http%3A%2F%2Fejournal.iainpurwokerto.ac.id%2Findex.php%2Fjurnalkependidikan%2Farticle%2Fdownload%2F1939%2F1435&usg=AOvVaw0kHTwA_Vl-SDiWbrxtmgKU
I got the new the king casino no deposit bonus【Malaysia】
BalasHapus【 메이저 토토 사이트 William】pinterest in 2021, 도레미시디 출장샵 communitykhabar the king 1xbet app casino no www.jtmhub.com deposit bonus,【WG98.vip】⚡,taylorlancer,taylorlancer,golfking.